Jumat, 01 Mei 2015

13.2 Perkembangan Ekspor Indonesia

BAB 13
PERDAGANGAN LUAR NEGERI


2.    Perkembangan Ekspor Indonesia

Ekspor merupakan salah satu variable injeksi dalam perekonomian suatu negara, artinya jika ekspor suatu negara meningkat maka perekonomian negara tersebut akan lebih meningkat lagi, karena adanya proses multipler dalam perekonomian tersebut.
Ekspor adalah barang dan jasa yang diproduksi didalam negara dan dijual diluar negeri. (Mankiw, 2004: 240). Jika suatu negara membuka perdagangan internasional dan menjadi pengekspor suatu barang, maka produsen domestic barang tersebut akan diuntungkan dan konsumen domestic barang tersebut akan dirugikan. Pembukaan perdagangan internasional akan menguntungkan negara yang bersangkutan secara keseluruhan karena keuntungan yang diperoleh melebihi kerugian nya (Mankiw, 2006 : 221).
Dalam analisis keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka diandaikan Ekspor merupakan pengeluaran otonomi, yaitu ia tidak ditentukan oleh pendapatan nasional. Ekspor terutama ditentukkan oleh harga relative barang dalam negeri dipasaran luar negeri, kemampuan barang dalam negeri untuk bersaing dipasaran dunia, dan citarasa penduduk di negara-negara lain terhadap barang yang diproduksikan suatu Negara (Sukirno, 2004 : 222).
Dari studi pertumbuhan ekonomi selama periode 1968 – 1984 yang dilakukan oleh Bela Balassa (1986) terhadap sekelompok luar negara-negara yang sedang berkembang yang dibedakan antara negaranegara yang berorientasi keluar (Outward – Oriented Countries) dan Negara-negara yang berorientasi kedalam ( Inward- oriental countries) menemukan bahwa negara-negara yang menerapkan strategi pembangunan yang berorientasi keluar memiliki kinerja pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih baik dari pada negara-negara yang menerapkan strategi pembangunan yang berorientasi kedalam atau substitusi impor
Berdasarkan studi dilakukan Hollis Chemery terhadap 20 negara yang sedang berkembang menemukan bahwa total input productivity total meningkat diatas 3 persen pertahun di negara-negara yang menerapkan Outward oriented atau export- led strategies, sedangkan negara-negara yang menerapkan inward – oriented pertumbuhannya hanya 1 persen (Nanga, 2005 : 302).
Perkembangan nilai ekspor baik migas maupun non migas di Indonesia selama periode 1993-1997 terus meningkat dan pada tahun 1998,1999 dan 2001 menurun, tetapi pada tahun 2002-2008 terus meningkat. Nilai ekspor terbesar berasal dari ekspor non migas.
Kontribusi ekspor minyak mentah, hasil minyak dan gas alam terhadap nilai ekspor migas pada tahun 1993- masing-masing 49,03%, 9,38%, 41,58%,dan pada tahun 2008 masing-masing 42,64%, 12,18%, dan 45,18%.
Kontribusi nilai ekspor hasil pertanian, hasil industry dan hasil tambang diluar migas terhadap ekspor pada non migas tahun 1993 masing-masing9,64%, 84,93%, 5,34%, dan pada tahun 2008 masing-masing 4,25%, 81,93% dan 13,82%.
Peranan ekspor yang dilihat dari angka multiplier dan angka elastisitas ekspor terhadap PDB menunjukkan angka multiplier ekspor relative cukup besar, demikian pula angka elastisitas ekspor lebih besar dari 1, kecuali elastisitas ekspor hasil tambang diluar migas sebesar 0,94%.

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar