Raditya Dika yang bernama asli
Dika Angkasaputra Moerwani (lahir di Jakarta, 28 Desember 1984; umur 30 tahun), akrab dipanggil
Radith, adalah seorang penulis, pelawak, Aktor, pemeran, model dan sutradara asal Indonesia. Di Indonesia, Raditya Dika dikenal sebagai penulis buku-buku jenaka. Tulisan-tulisan itu berasal dari blog pribadinya yang kemudian dibukukan. Buku pertamanya berjudul Kambing Jantan masuk kategori
best seller. Buku tersebut menampilkan kehidupan Dikung (Raditya Dika) saat kuliah di Australia
. Tulisan Radith bisa digolongkan sebagai genre baru.
Kala ia merilis buku pertamanya tersebut, memang belum banyak yang masuk ke dunia tulisan komedi. Apalagi bergaya diari pribadi (
personal essay).
Karya-karya Raditya Dika:
1. Kambing Jantan
Selepas SMU, Dika (Raditya Dika), yang juga dipanggil Kambing, harus
melanjutkan pendidikan di Adelaide, Australia, mengambil major finance
yang tidak sesuai minatnya. Maka dimulailah perjalanan Dika mencari jati
diri: apa yang ingin dia lakukan dalam hidupnya sebenarnya? Ketika dia
menjalani kuliah di Australia, problem muncul dengan Kebo (Herfiza
Novianti), pacarnya, karena harus menjalani Long Distance Relationship
(LDR) yang menyebabkan pengeluaran keuangan sangat besar, komunikasi
yang terganggu, dan kehidupan kuliah yang semakin lama membuat mereka
berbeda. Problem lainnya seperti bagaimana Dika mengalami kesulitan
dalam belajar, dan kemunculan Sally Dickson, dosen bule yang lebih mirip
tentara wanita, menambah dilema si Kambing dalam menyelesaikan masalah
LDR dan finance (dalam dua arti sebenarnya: kebutuhan finance-nya dan
sekolah finance-nya). Pertemuannya dengan seorang teman SD, Ine (Sarah
Shaftiri), yang membaca blog Dika berjudul “Kambingjantan”, membuka
pikirannya bahwa dia bisa saja jadi penulis komedi. Sedangkan,
persahabatannya dengan Harianto (Edric Tjanra), anak Kediri yang juga
LDR dengan pacarnya, menambah keyakinan Dika untuk terus menentukan:
hidup seperti apa yang dia mau? Karakter-karakter pendukung lainnya,
seperti Mama Dika, adalah cerminan ibu yang berharap banyak pada anak
sulungnya, “mama jaman sekarang” yang merasa sangat mengenal anaknya
ternyata harus mengakui bahwa anaknya memiliki “kelebihan” lain. Papa
Dika dan Adik-Adik Dika menjadi karakter-karakter yang memperkaya unsur
komedi cerdas yang ada dalam film ini.
2. Cinta Brontosaurus
Novel Cinta Brontosaurus ini menceritakan tentang kisah sehari-harinya
seorang penulis buku yang bernama Raditya Dika yang lahir pada tanggal
28 desember 1984, novel ini dimulai dengan kisah cinta Raditya Dika saat
duduk di bangku SD. Ketika
duduk di bangku SD, Raditya Dika menyukai seorang anak perempuan di
kelasnya yang bernama Lia. Ia memutuskan menulis surat cinta pada gadis
pujaannya itu. Agar terlihat keren, ia berencana menulis surat tersebut
dalam bahasa Inggris. Ia bermaksud mengatakan "Aku memikirkanmu setiap
malam" dalam bahasa Inggris. Sial, ia hanya tahu bunyinya, tak tahu
bagaimana cara menulisnya. "I thing of you every..." dengan sok tahu ia mulai menulis. Tapi
bagaimana menulis 'Night'? Untunglah pada saat itu ada tayangan Masked
Rayder Knight. Aha! Langsung ia berpikir pastilah itu cara menulis
'Night'. Tanpa pikir panjang ia melanjutkan menulis "I thing of you
every knight". Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak.
Ternyata Sang Pujaan Hati pernah tinggal di Amerika. Bukannya menanggapi
cinta Dika, dalam surat balasannya Lia malah mengkritik kata-kata yang
salah dalam surat cinta Dika. Jadilah surat Dika bagai karangan yang
sedang dikoreksi oleh guru bahasa Inggris. Lebih parah lagi karena
ternyata Lia sudah mempunyai pacar. Cinta pertama Dika pun berakhir
tragis.
3. Radikus Makankakus
Buku ini diawali dengan pengalaman Radit menjadi badut untuk meneliti
bagaimana hidup orang yang berpakaian menjadi badut. Radit akhirnya
berhasil mendapatkan kostumnya setelah sempat ditolak oleh yang
mempunyai kostum karena heran. Akhirnya radit memutuskan untuk kayang di
Monas. Setelah naik bajaj dan busway, yg dimana selalu diledek,
akhirnya misinya tersebut sukses.
Ada juga cerita tentang microwave yang sangat menyelamatkan hidupnya
saat tinggal di Australia. Pengalaman bersama adik-adiknya saat terjebak
banjir juga sangat menggugah karena dia sadar bahwa sudah lama tidak
bermain bersama adik-adiknya. Pengalaman bersama adiknya Anggi yang
mengarang cerita Sekolah Hantu juga akan membuat ketawa.
Radit, dalam salah satu babnya, menjadi Tabib yang jawaban terhadap
pertanyaannya sangat-sangat absurd. Di bab akhir buku yang berjudul
“Bukan Binatang Biasa” menceritakan perjuangan Radit untuk lulus UI dan
akhirnya diterima.
Secara pribadi, saya suka cara-cara Radit mengemas sudut pandangnya
yang cukup menarik lewat kelakuan-kelakuan konyol dan lelucon-lelucon
ringan. Radit membahas sesuatu yang taken for granted buat orang lain, misal kakus, feces, atau badut, menjadi sesuatu yang sama sekali berbeda. Radit membuatnya menjadi sesuatu yang “terlihat”.
Misal, cerita tentang keinginannya untuk menjadi badut pada bab awal.
Radit menuliskannya keingintahuannya tentang kehidupan badut, yang
notabene adalah orang yang berperilaku berbeda untuk tujuan mengundang
tawa, dengan cara menggunakan kostum badut. Hal yang menarik adalah
Radit sebenarnya tahu bukan kostum badut itu yang menjadikan dia badut,
tapi pencariannya terhadap kostum badut sendiri itu sendiri yang
mencerminkan semuanya.
Terus kemudian dia kayang di monas. Hal itu aneh, berbeda, itu badut.
Anehnya, penggemar raditya dika juga ikut-ikutan kayang (dalam bab
terakhir buku ini ditunjukan foto-fotonya), walaupun bukan di Monas.
Mereka aneh, berbeda. Mereka badut.
Dah bahkan, semua orang, disadari atau tidak, pernah menjadi “badut”
dalam kisah kehidupannya. Raditya Dika tahu itu dan dia bagikan lewat
bukunya ini.
Apakah arti Hidup? Mungkin pertanyaan itu tidak termaksudkan untuk dijawab. – Raditya Dika
4. Babi Ngesot
Dalam
novel ini, Raditya Dika menceritakan kesehariannya dari dia mau masuk
SMA 70 biar bisa mainin burung sampe ke cerita cintany yang pastinya
sangat kocak. Berikut potongan cerita dalam novel ini:
Kesurupan
Mbak Minah semakin menjadi-jadi. Tubuhnya semakin susah dikendalikan
oleh kita bertiga. Lalu tiba-tiba Ingga, Ingga berkata, ‘Pencet
idungnya, Bang.’
‘Apa?’
‘Idungnya,’ Ingga meyakinkan. ‘Aku pernah baca dimana gitu, pencet aja idungnya.’
‘Tapi, Ngga?’
‘ABANG! PENCET IDUNGNYA SEKARANG!’ Edgar memerintahkan gue.
Daripada kehilangan nyawa, gue ikutin saran mereka. HAP! Gue pencet
idungnya Mbak Minah. Kita semua terdiam untuk beberapa saat. Semua
menunggu efek yang datang dari memencet idung orang kesurupan. Apakah
setannya akan keluar? Apa yang akan terjadi setelah ini?
Ternyata,
gak ngefek.
‘Kok nggak ngaruh?’ tanya gue.
Ami, yang emang expert soal kesurupan, langsung teriak, ‘YA IYALAH!!!!
JEMPOL KAKINYA TAU YANG DIPENCET, BUKAN IDUNG!’
5. Marmut Merah Jambu
Suatu hari Dika (Raditya Dika) datang ke rumah Ina (Anjani Dina), cinta
pertamanya sewaktu SMA, membawa seribu origami burung bangau di tangan
kanannya, dan undangan pernikahan Ina di tangan kirinya.Besok, Ina akan
menikah. Kedatangan Dika diterima oleh Bapak Ina (Tio Pakusadewo) yang
curiga kedatangan Dika untuk kasus cinta lama yang belum selesai dan
berpikir bahwa Dika ingin menggagalkan pernikahan anaknya. Dika
menceritakan maksud sebenarnya, yang jauh dari tuduhan Bapak Ina. Seiring dengan Dika bercerita, kita melihat masa lalu Dika
(Christoffer Nelwan), dia berteman akrab dengan Bertus (Julian Liberty).
Pada masa ini, Dika SMA jatuh cinta diam-diam kepada Ina. Baik Dika dan
Bertus sama-sama sadar, untuk mendapatkan cewek di sekolah, mereka
harus populer. Untuk itu Dika dan Bertus membuat grup detektif bersama Cindy (Sonya
Pandarmawan). Mereka menyelesaikan kasus-kasus absurd yang terjadi di
sekolahnya. Semakin banyak kasus yang mereka selesaikan oleh grup
detektif ngawur ini, semakin dekat Dika dengan tujuan akhirnya: jadian
sama Ina.
6. Manusia Setengah Salmon
Diantara semua
kebiasaan ayah Dika yang aneh adalah senam kentut. Senam ini dilakukan setiap
pagi dengan gerakan mengejang –ngejang di lantai sambil ngeden untuk satu tujuan : kentut. Dan pengalaman mencoba senam
kentut itu Dika mulai saat kelas 1 SMP. Kebiasaan
itu akhirnya sering mereka lakukan bersama-sama. Suatukegiatan yang membuat
mereka selalu bersama-sama. Namun setelah kesibukan masing-masing bertambah,
kegiatan itu menjadi jarang mereka lakukan bersama-sama lagi. Ketika
putus cinta, hal yang dirasakan adalah kesedihan, kegalauan, dan kekecewaan.
Dika mengibaratkan putus cinta sama halnya dengan pindah rumah. Saat dimana seseorang harus bisa merapikan
barang-barang dan memasukannya ke dalam kardus untuk nantinya diikat, dan tidak
pernah tahu kapan kardus itu akan dibuka. Dalam
berteman, terkadang kita dihadapkan pada keadaan yang sulit. Disatu sisi kita
harus mengatakan kebenaran tetapi di satu sisi kita sungkan untuk
mengatakannya. Namun bagaimanapun juga, sikap hati-hati mengutarakan kritikan atau
nasehat dapat membangun sebuah keadaan yang lebih baik. Tidak
semua makan yang kita anggap enak dianggap enak oleh orang lain. Begitu pula
sebaliknya. Setiap orang mempunyai makanan yang mereka suka atau tidak disukai.
Inilah indahnya perbedaan, indahnya kebebasan dalam mencintai makanan.
Semakin
tua umur kita, semakin kita ingin mandiri dari orang tua. Kita tidak mungkin
selamanya bisa bertemu dengan orang tua kita.kemungkinan yang paling besar
adalah orang tua kita akan lebih dulu pergi dari kita. Orang tua kita bahkan
meninggalkan kita, sendirian. Dan kalau hal itu terjadi, sangat tidak mungkin
untuk kita untuk mendengar suara mereka kembali. Istilah
anak muda PDKT atau melakukan pendekatan sebelum pacaran zaman sekarang jauh
berbeda dengan zaman dulu. Namun sesungguhnya tujuanya sama yakni, agar kita
bisa membedakan antara orang kita mau dan orang yang kita butuhkan. Tumbuh
dewasa memang menyenangkan, tetapi tumbuh dewasa juga harus melalui rasa sakit.
The pains of growing up. ’Pindah’
menjadi dewasa berarti siap menghadapi rasa sakit dan melihat hal-hal yang
menyakitkan itu sendiri. Hadir di pemakaman nenek-nenek, rasa sakit karena
gagal masuk sekolah yang kita mau, atau rasa sakit lantaran geraham bungsu yang
tumbuh. Hidup
penuh dengan ketidak pastian, tetapi perpindahan adalah salah satu hal yang
pasti. Kalau pindah diidentikkan dengan kepergian, maka kesedihan menjadi
sesuatu yang mengikutinya. Kita berpikir ini adalah perpisahan sehingga merasa
sedih melepas hal-hal yang dirasakan, yakni hal-hal yang selama ini membuat
kita senang dan nyaman. Akhirnya,
melakukan perpindahan ke tempat baru membuat kita dihantui rasa cemas. Padahal,
untuk melakukan pencapaian lebih, kita tidak bisa hanya bertahan di tempat yang
sama. Tidak ada kehidupan yang lebih baik yang bisa di dapatkan tanpa melakukan
perpindahan. Mau tak mau, kita harus seperti ikan salmon. Tidak takut pindah
dan berani berjuang untuk mewujudkan harapannya. Bahkan rela mati di tengah
jalan demi mendapatkan apa yang diinginkannya. Ternyata untuk medapatkan
sesuatu yang lebih baik, kita tidak perlu menjadi manusia super. Kita hanya
hanya perlu menjadi manusia setengah salmon : berani pindah.
7. Koala Kumal
Selain
main perang-perangan, gue, Dodo, dan Bahri juga suka berjemur di atas
mobil tua warna merah yang sering diparkir di pinggir sungai samping
kompleks.
Formasinya selalu sama: Bahri dan gue tiduran di atap mobil, sedangkan Dodo, seperti biasa, agak terbuang, di atas bagasi.
Kadang
kami tiduran selama setengah jam. Kadang, kalau cuaca lagi sangat
terik, bisa sampai dua jam. Kalau cuacanya lagi sejuk dan tidak terlalu
terik, kami biasanya sama-sama menatap ke arah matahari, memandangi
langit sambil tiduran.
Kalau sudah begini, Bahri menaruh kedua tangannya di belakang kepala, sambil tiduran dia berkata,
‘Rasanya kayak di Miami, ya?’
‘Iya,’ jawab gue.
‘Iya,’ jawab Dodo.
Kami bertiga gak ada yang pernah ke Miami.
Koala
Kumal adalah buku komedi yang menceritakan pengalaman Raditya Dika dari
mulai jurit malam SMP yang berakhir dengan kekacauan sampai bertemu
perempuan yang mahir bermain tombak.
Sumber:
https://vahron.wordpress.com/2009/03/17/sinopsis-kambing-jantan/
http://frakangkers.blogspot.co.id/2014/02/resensi-novel-cinta-brontosaurus.html
https://inkubuku.wordpress.com/2014/10/21/radikus-makan-kakus-bukan-binatang-biasa/
http://makalahlaporanterbaru1.blogspot.co.id/2013/12/resensi-novel-ngesot-raditya-dika.html
http://indosinema.com/2014/04/sinopsis-marmut-merah-jambu/
http://penggilagta.blogspot.co.id/2014/02/sinopsis-novel-manusia-setengah-salmon.html